BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Plasenta berperan penting dalam
pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup bayi. Plasenta atau biasa
kita sebut ari-ari, baru terbentuk pada minggu keempat kehamilan. Ia lalu
tumbuh dan berkembang bersama janin dan akan lepas saat bayi dilahirkan. Jadi,
plasenta merupakan bagian dari konsepsi atau bagian dari sel telur yang dibuahi
sperma.
Sel telur yang dibuahi sperma itu
kelak akan berkembang menjadi janin, air ketuban, selaput ketuban, dan
plasenta. Plasenta berbatasan dan berhubungan dengan selaput ketuban. Di dalam
selaput terdapat kantong amnion (ketuban), di mana di dalamnya terdapat bayi
berada. Plasenta dikenal juga dengan istilah uri/tembuni. Plasenta merupakan
organ sementara yang menghubungkan ibu dengan janin. Plasenta merupakan alat
pertukaran zat antara ibu dan janin.
Plasenta adalah sangat penting bagi
janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak sebaliknya. Pertumbuhan
plasenta makin lama makin bear dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap
pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Jiwa anak tergantung plasenta, baik
tidaknya anak tergantung pada baik buruknya plasenta. Plasenta merupakan organ
sementara yang menghubungkan ibu dengan janin. Plasenta memproduksi beberapa
hormon penting dalam kehamilan yaitu Human Chorionic Gonatropin (HCG) dan Human
Plasenta Lactagen (PHL).
Letak plasenta pada
umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri.
Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih luas,
sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi.
Menjelang akhir
kehamilan, plasenta memungkinkan antibodi maternal memasuki sirkulasi janin.
Antibodi memberikan imunitas pasif sementara pada janin. Obat-obatan, alkohol,
polutan lingkungan, virus dan agens penyebab penyakit lainnya masuk dengan
bebas dari suirkulasi maternal ke sirkulasi janin.sebagian zat ini disebut
teratogen atau agens yang dapat menyebabkan defek lahir.
Sangat penting bagi ibu
yang tengah mengalami masa kehamilan untuk mengetahui letak plasenta dalam
kandungannya, hal ini bertujuan agar ibu yang sudah mendekati masa persalinan
dapat meminimalisir dampak buruk yang disebabkan oleh posisi atau letak plasenta
yang tidak normal sehingga proses persalinan dapat dilakukan dengan lancar dan
keselamatan ibu dan bayi dapat terjamin.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan plasenta?
b. Bagaimana perkembangan Plasenta
dalam rahim?
c. Apa fungsi Plasenta di dalam
kandungan?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini antara lain, sebagai berikut :
a. Mengetahui pengertian Plasenta dan
bagian-bagian plasenta.
b. Mengetahui perkembangan plasenta
dalam rahim.
c. Mengetahui peran atau fungsi
plasenta di dalam kandungan.
1.4
Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penulis
menggunakan metode kepustakaan, dimana dalam pengumpulan data yakni melalui
penelitian dokumen, data diperoleh dari berbagai sumber baik dalam media cetak
maupun elektronik atau internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Plasenta
Plasenta merupakan organ untuk transport makanan yang sederhana dan mampu menseleksi zat-zat makanan yang masuk dan
proses lainnya ke janin. Suplai zat-zat makanan ke janin yang sedang tumbuh
tergantung pada jumlah darah ibu yang mengalir melalui plasenta dan zat-zat
makanan yang diangkutnya. Plasenta sangat penting bagi
kehamilan dan tetap akan penting sampai kelahiran si bayi. Pada waktunya,
ketika rahim mengecil setelah bayi lahir, plasenta akan terlepas dari rahim. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada
ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan
fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selama
kehidupan intrauterin. Keberhasilan janin untu hidup tergantung atas keutuhan
dan efisiensi plasenta.
Plasenta alat yang sangat penting bagi janin
karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya. Jiwa
anak tergantung pada plasenta. Baik tidaknya anak tergantung pada baik
burunya faal plasenta.
Placenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat
pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada
plasenta, baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya faal placenta. Setelah nidasi sel-sel trofoblast menyerbu ke dalam
deciduas sekitarnya sambil menghancurkan jaringan sedangkan di antara masa
trofoblast timbul lubang-lubang hingga menyerupai susunan spons. Lubang ini kemudian berisi darah ibu karena juga
didinding pembuluh-pembuluh darah termakan oleh kegiatan tofoblast. Mula-mula
sel-sel yang dihancurkan menjadi bahan makanan bagi telur kemudian makanan dari
darah ibu. Sel-sel trofoblast yang menyerbu
kemudian merupakan batang-batang yang masing-masing bercabang pula dan akhirnya
menjadi jonjot chorion (villi chorialis). Sementara itu trofoblast yang
membentuk dinding villus sudah terdiri dari 2 lapisan yaitu. Lapisan Luar
syncytiotrafoblast dan Lapisan dalam atau cytotrofoblast (sel-sel Langhans)
Sebelah dalam villus terisi oleh mesoderm. Dalam mesoderm
ini terbentuk sel-sel darah merah dan pembuluh-pembeluh darah yang lambat laun
sambung menyambung dan akhirnya berhubungan dengan peredaran daran janin
melalui pembuluh-pembuluh darah di dalam tali pusat. Pada kehamilan muda
seluruh chorion mempunyai villi tapi villi dalam deciduas capsularis mati,
sedangkan villi dalam deciduas basalia tumbuh terus dan merupakan bagian foetal
dari placenta.
Di antara villi ada yang menanamkan
diri ke dalam deciduas , villi ini disebut jonjot pancang (haftzotte), karena memancagkan
telur pada deciduas sedangkan ada juga villi yang ujungnya tak sampai ke
deciduas tapi terapung dalam darah ibu. Villi ini terutama bertugas mencari
makanan.
Mula-mula villi itu berbentuk batang
saja, tapi kemudian mengeluarkan cabang-cabangnya, hal ini sangat memperluas
permukaan filtrasi dari villi, karena janin bertambah dengan usianya.
Pada minggu ke 16, sel-sel Langhans
mulai menghilang. Hal ini juga menguntungkan kecep[atan pertukaran zat antara
anak dan ibu. Darah anak dan ibu tak dapat bercampur karena terpisah oleh
lapisan jaringan yang dinamakan membrane placentae yang terdiri dari
lapisan sel Langhans, jaringan ikat dari vullus dan lapisan endothel kapitel.
Dengan hilangnya satu lapisan, membrane placentae lebih tipis dan pertukaran zat
lebih lancar.
Pada akhir bulan ke IV daya menyerbu
dari trofoblas berhenti dan pada batas antara jaringan janin dan ibu erdapat
lapisan jaringan yang necrotis yang disebut lapisan fibrin dari Nitabuch. Pada
akhir kehamilan placenta berbentuk sebagai cakram dengan garis tengah 15-20 cm,
tebalnya 2-3 cm dan beratnya ± 500 gr. Letaknya pada dinding rahim sebelah
depan atau belakang dekat pada fundus.
Pemulaan foetal ialah yang menghadap
ke janin, warnanya keputihan dan licin karena tertutup oleh amnion, dibawah
amnion nampak pembuluh-pembuluh darah. Permukaan maternal yang menghadap ke
dinding rahim, merah warnanya dan terbagi-bagi oleh celah-celah. Celah ini
tadinya terisi oleh septa (sekat) yang berasal dari jaringan ibu. Oleh
celah-celah ini placenta terbagi 16-20 cotyledon. Pada penampang sebuah
placenta, yang masih melekat pada dinding rahim nampak bahwa placenta terdiri
dari 2 bagian ialah :
- Bagian yang terbentuk oleh
jaringan anak
Piring penutup atau membrane chorii,
yang terbentuk oleh amnion, pembuluh-pembuluh darah janin, chorion dan villi
- Bagian yang terbentuk oleh
jaringan ibu.
Piring deciduas atau piring basal
yang terdiri dari deciduas compacta dan sebagian dari deciduas spongiosa, yang
kelak ikut lepas dengan placenta.
Darah janin ke placenta melalui 2
buah arteriae umbilicales dan dari placenta kembali ke tubuh janin melalui vena
umbilicalis. Ketiga pembuluh darah ini terdapat dalam tali pusat. Arteri
mengandung darah yang “kotor” dan vena mengandung darah yang “bersih”. Dari
tali pusat pembuluh-pembuluh darah tersebut berjalan dalam chorion dan kemudian
masuk ke dalam villi. Darah ibu memancar ke dalam ruangan intervilair ialah
rongga di antara villi, dari arteri-arteri ibu yang terbuka pada dasar ruangan
tersebut.
Kemudian darah ibu menyebar ke
segala jurusan dan dengan lambat laun mengalir ke bawah dan masuk dalam venae
pada dasar placenta. Dulu orang mengira bahwa darah ruangan intervillair
semuanya di alirkan ke dalam vena besar pada pinggir placenta yang dinamakan
sinus marginalis atau sinus circularis.
2.2
Pertumbuhan Plasenta
Plasenta merupakan organ sementara yang menghubungkan ibu dengan janin.
Plasenta memproduksi beberapa hormon penting dalam kehamilan yaitu Human
Chorionic Gonatropin (HCG) dan Human Plasenta Lactagen (PHL). Plasenta atau biasa kita sebut ariari, baru terbentuk pada
minggu keempat kehamilan.
Biasanya
plasenta akan terbentuk lengkap pada usia kehamilan kira-kira 16 minggu, dimana
ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim. Meskipun ruang manion membesar
sehingga amnion tertekan ke arah korion, namun amnion hanya menempel saja tidak
sampai melekat pada korion. Jiwa anak
tergantung plasenta, baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya plasenta.
Pada minggu-minggu
pertama perkembangan, jonjot-jonjot meliputi seluruh permukaan korion.
Dengan berlanjutnya kehamilan, jonjot pada kutub embrional terus tumbuh dan
meluas membentuk korion frondosum (korion berjonjot lebat seperti
semak-semak). Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi dan menjelang
bulan ketiga sisi korion ini menjadi halus dan disebut korion leave. Perbedaan
pada kutub embrional dan abembrional korion juga dicerminkan pada susunan
desidua. Desidua di atas korion frondosum, desidua basalis, sedangkan desidua
diatas yang meliputi kutub abembrional disebut desidua kapsularis. Dengan
bertambahnya besar gelembung korion, lapisan ini menjadi regang dan
berdegenerasi. Selanjutnya, korion leave bersentuhan
dengan dinding rahim pada sisi rahim yang lain dan keduanya bersatu.
Rongga rahim kemudian tertutup. Oleh
karena itu, satu-satunya bagian korion yang ikut serta dalam proses pertukaran
adalah korion frondosum yang bersama dengan desidua basalis membentuk plasenta.
Pada perkembangan plasenta yang
telah sempurna terdapat 2 sistim sirkulasi darah yaitu sirkulasi uteroplasental
(sirkulasi maternal) dan sirkulasi fetoplasental. Kedua sirkulasi ini
dipisahkan oleh membrana plasenta (placental berrier) yang terdiri dari lapisan
sinsitiotrophoblas, sitotrophoblas, membrana basalis, stroma villi dan endotel
kapiler. Sirkulasi utero plasental yaitu sirkulasi darah ibu di ruang
intervilus.
Diperkirakan
aliran darah ini sebesar 500-600 ml permenit pada plasenta yang matur.
Sirkulasi fetoplasental adalah sirkulasi darah janin dalam villi-villi.
Diperkirakan
aliran darah ini sekitar 400 ml per menit. Aliran darah ibu dan janin ini
bersisian, tapi dalam arab yang berlawanan. Aliran darah yang berlawanan ini (
counter current flow) ini memudahkan pertukaran material antara ibu dan janin.
2.3 Letak
Plasenta
Letak plasenta pada umumnya pada korpus uteri bagian depan atau
belakang agak ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan
bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk
berimplantasi. Plasenta sebenarnya berasal dari
sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi koriales yang berasal dari
korion, dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua basalis.
2.4 Bentuk dan Ukuran Plasenta
Plasenta berbentuk bundar atau oval. Ukuran diameter 15-20 cm,
tebal 2-3 cm dan beratnya 500-600 gram. Biasanya plasenta akan terbentuk
lengkap pada usia kehamilan kira-kira 16 minggu, dimana ruang amnion telah
mengisi seluruh rongga rahim. Meskipun ruang manion membesar sehingga amnion
tertekan ke arah korion, namun amnion hanya menempel saja tidak sampai melekat
pada korion.
Plasenta yang terlalu besar
(plasentamegali) dapat ditemukan bila wanita terinfeksi sifilis atau bila bayi
mengalami eritoblatosis (Rh-sensitisasi dari bayi). Plasenta yang kecil ditemukan dalam
kehamilan yang normal tetapi juga ditemukan pada retardasi pertumbuhan dalam
rahim. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan ± 16 minggu dengan
ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri. Meskipun ruang amnion membesar
sehingga amnion tertekan ke arah korion, namun amnion hanya menempel saja,
tidak sampai melekat pada korion. Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar
dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16
minggu.
Bagian
dari Plasenta dewasa lengkap yang normal
adalah sebagai berikut :
1. Bentuk
bundar / oval
2.
Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.
3. Berat
rata-rata 500-600 g
4. Insersi
tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah/
sentralis, di
samping / lateralis, atau di ujung tepi / marginalis.
5.
Di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basalis.
6.
Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju
tali pusat. korion diliputi oleh amnion.
7. Sirkulasi
darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai 600-700
cc/menit (aterm).
2.5 Bagian
- bagian Plasenta
Plasenta memiliki beberapa bagian yang
berfungsi untuk melindungi janin dan memberi nutrisi penting untuk menunjang
pertumbuhan janin di dalam kandungan. Adapun bagian-bagian dari plasenta adalah
sebagai berikut :
- Bagian janin (fetal portion)
- Terdiri dari korion frondosum dan villi
- Villi dari uri yang matang terdiri atas:
- Villi korialis
- Ruang-ruang interviller
Darah ibu yang berada di ruang
interviller berasal dari arteri spiralis yang berada di desidua basalis. Pada
sistole, darah dipompa dengan kekuatan 70-80 mmHg ke dalam ruang interviller,
sampai pada lempeng korionik (chorionic plate) pangkal dari
kotiledon-kotiledon. Darah tersebut membasahi semua villi koriales dan kembali
perlahan-lahan ke pembuluh balik (vena-vena) di desidua dengan tekanan 8 mmHg.
Pada bagian permukaan janin, uri diliputi oleh amnion yang kelihatan licin. Di
bawah lapisan amnion ini berjalan cabang-cabang pembuluh darah tali pusat. Tali
pusat akan berinsersi pada uri bagian permukaan janin.
- Bagian maternal (maternal portion)
- Terdiri atas desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon (15-20 buah).
- Desidua basalis pada uri matang disebut lempeng korionik (basal), di mana sirkulasi utero-plasenter berjalan ke ruang-ruang intervilli melalui tali pusat.
- Jadi, sebenarnya peredaran darah ibu dan janin adalah terpisah.
- Pertukaran terjadi melalui sinsitial membran yang berlangsung secara osmosis dan alterasi fisiko-kimia.
2.6
Fungsi Plasenta
Fungsi
plasenta adalah menjamin kehidupan dan pertumbuhan janin yang baik. Plasenta berfungsi membawa makanan dan oksigen dari ibu ke janin dan
membuang produk limbah dan karbon dioksida dari janin ke ibu melalui tali
pusat.
Adapun fungsi plasenta secara spesifik yaitu :
1) Nutrisi : Memberikan bahan makanan pada
janin.
2) Ekskresi : Mengalirkan keluar sisa metabolism. janin.
3) Respirasi : Memberikan O2 dan
mengeluarkan CO2
janin.
4) Endokrin : Menghasilkan hormon-hormon (hCG, HPL, estrogen, progesteron)
5) Imunologi : Menyalurkan
berbagai komponen antibodi kejanin
6) Farmakologi : Menyalurkan
obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang
diberikan melalui ibu.
Fungsi utama plasenta adalah transfer nutrien dan zat sisa antara ibu dan
janin (meliputi fungsi respirasi, ekskresi dan nutritif), menghasilkan hormon
dan enzim yang dibutuhkan untuk memelihara kehamilan, sebagai barier dan
imunologis.
2.7
Faal Plasenta
Seperti telah diterangkan, placenta
sangat penting bagi pertumbuhan dan kehidupan janin. Placenta bekerja sebagai
usus ilah mengambil makanan, sebagai paru-paru mengeluarkan CO2 dan
mengambil O2, sebagai zat-zat racun yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal
seperti ureum dikeluarkan oleh placenta dan akhirnya bekerja sebagai kelenjar
buntu yang mengeluarkan hormon-hormon penting untuk kelanjutan kehamilan.
Secara singkat placenta faal ialah :
a. Placenta sebagai tempat pertukaran zat
Mula-mula makanan bagi janin diambil
dengan penghancur dan absorpsi dari deciduas dan kemudian dari darah ibu. Zat
yang dibutuhkan oleh janin seperti zat hydrat arang, zat lemak, zat protein,
vitamin dan mineral diambil dari darah ibu, ada juga bukti bahwa zat-zat immune
ibu dapat masuk ke dalam darah anak. Sebaliknya zat sampah seperti CO2 dan
ureum dibuang ke dalam darah ibu
Mekanisme pertukaran zat terjadi
dengan :
1. Pertukaran Zat Pasif :
a. Filtrasi
Placenta bekerja sebagai membrane
semi permeable. Karena perbedaan tekanan hydrostatic, air dan zat yang larut di
dalamnya melalui membrane placentae.
b. Diffusi
Molekul-molekul kecil melalui
membrane placenta. Arah diffuse tergantung pada konsentrasi dari zat-zat
sebelah menyebelah dari membrane tersebut.
c. Diapedese : seperti eritrosit
2. Transport Aktif :
a. Diatur oleh enzym
Walaupun konsentrasi beberapa zat
dalam darah janin lebih tinggi dari dalam darah ibu (seperti asam amino, fosfat
anorganis, vitamin-vitamin) zat-zat tersebut tetap mengalir kearah darah janin.
b. Pinocytose
Molekul-molekul yang besar seperti
protein dikepung oleh penonjolan atau pencekungan dari sitoplasma
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas maka kita dapat
mengetahui bahwa plasenta berperan
penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup bayi. Plasenta atau biasa kita
sebut ari-ari, baru terbentuk pada minggu keempat kehamilan. Ia lalu tumbuh dan
berkembang bersama janin dan akan lepas saat bayi dilahirkan. Jadi, plasenta
merupakan bagian dari konsepsi atau bagian dari sel telur yang dibuahi sperma. Tanpa plasenta, janin
mustahil bertahan hidup. Plasenta merupakan organ yang telah memiliki
letak,bentuk,ukuran,bagian-bagian dan fungsi yang apabila semuanya terbentuk
dan melakukan fungsinya dengan baik,maka akan menjamin kehidupan dan pertumbuhan janin yang
berkembang di dalam rahim.
3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA